Begini Pola Makan Sehat Agar Imunitas Tetap Terjaga di Saat Puasa!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seperti tahun lalu, Ramadhan tahun ini harus dilalui di tengah pandemi Covid-19 yang belum juga usai. Puasa di masa pandemi memang menjadi tantangan tersendiri. Dengan pola makan yang sehat dan benar justru puasa bisa meningkatkan imunitas.
Akademisi dan Praktisi Gizi yang juga ketua Yayasan Masyarakat Sadar Sadar Gizi, dr. Tirta Prawita Sari, M.Sc., Sp.GK mengatakan bahwa puasa sejatinya memberikan efek medis yang baik bagi kesehatan, karena memberikan kesempatan kepada tubuh untuk menjalani metabolisme switch. Mengubah penggunaan sumber energi dan memakai simpanan energi yang selama ini disimpan dalam bentuk lemak.
Namun dr. Tirta mengingatkan, di tengah pandemi seperti ini, ada baiknya tidak mengonsumsi makanan yang dapat memicu terjadinya inflamasi (peradangan). Itu sebabnya, disarankan menjauhi makanan bergula tinggi, lemak jenuh dan trans yang juga tinggi seperti teh manis dan minuman manis lainnya serta aneka gorengan yang seringkali menjadi tipikal menu berbuka di Indonesia.
Baca Juga : Hindari Risiko Obesitas dengan Modifikasi Gaya Hidup, Begini Caranya!
"Lebih baik mengkonsumsi kurma dan buah-buahan yang banyak mengandung air untuk mensuplai vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh," sarannya. Seperti halnya ketika dalam kondisi normal, saat puasa konsumsi makanan dengan gizi seimbang sangat diperlukan untuk menjaga daya tahan tubuh terlebih dalam situasi pandemi seperti sekarang ini.
Indikator seimbangnya makanan yang dimakan dapat dilihat dari variasi jenis dan warna yang terhidang dalam piring makan. Pastikan selalu menghadirkan protein (hewani dan nabati), sumber karbohidrat (makanan pokok, diutamakan yang mengandung serat tinggi seperti nasi merah, umbi, jagung atau nasi putih yang ditambahkan dengan aneka biji-bijian) serta sumber lemak baik yang bisa diperoleh dari alpukat dan minyak tak jenuh ganda lainnya.
Adapun protein hewani akan menyuplai asam amino yang lengkap dibandingkan dengan protein nabati. Pastikan selalu ada setidaknya 1- 2 porsi protein hewani. Jenis daging putih seperti unggas dan ikan merupakan pilihan terbaik. Jika sulit mendapatkannya, sebutir telur perhari menjadi jalan keluar yang paling baik untuk dapatkan protein berkualitas.
Baca Juga : Hidup Hampir 100 Tahun, Ini Rahasia Umur Panjang Pangeran Philip dan Ratu Elizabeth II
Protein yang menjalani proses fermentasi sangat baik untuk kesehatan saluran cerna. Tahu dan tempe lebih baik daripada kacang kedelai. Yogurt dan keju memiliki kelebihan daripada susu.
Akademisi dan Praktisi Gizi yang juga ketua Yayasan Masyarakat Sadar Sadar Gizi, dr. Tirta Prawita Sari, M.Sc., Sp.GK mengatakan bahwa puasa sejatinya memberikan efek medis yang baik bagi kesehatan, karena memberikan kesempatan kepada tubuh untuk menjalani metabolisme switch. Mengubah penggunaan sumber energi dan memakai simpanan energi yang selama ini disimpan dalam bentuk lemak.
Namun dr. Tirta mengingatkan, di tengah pandemi seperti ini, ada baiknya tidak mengonsumsi makanan yang dapat memicu terjadinya inflamasi (peradangan). Itu sebabnya, disarankan menjauhi makanan bergula tinggi, lemak jenuh dan trans yang juga tinggi seperti teh manis dan minuman manis lainnya serta aneka gorengan yang seringkali menjadi tipikal menu berbuka di Indonesia.
Baca Juga : Hindari Risiko Obesitas dengan Modifikasi Gaya Hidup, Begini Caranya!
"Lebih baik mengkonsumsi kurma dan buah-buahan yang banyak mengandung air untuk mensuplai vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh," sarannya. Seperti halnya ketika dalam kondisi normal, saat puasa konsumsi makanan dengan gizi seimbang sangat diperlukan untuk menjaga daya tahan tubuh terlebih dalam situasi pandemi seperti sekarang ini.
Indikator seimbangnya makanan yang dimakan dapat dilihat dari variasi jenis dan warna yang terhidang dalam piring makan. Pastikan selalu menghadirkan protein (hewani dan nabati), sumber karbohidrat (makanan pokok, diutamakan yang mengandung serat tinggi seperti nasi merah, umbi, jagung atau nasi putih yang ditambahkan dengan aneka biji-bijian) serta sumber lemak baik yang bisa diperoleh dari alpukat dan minyak tak jenuh ganda lainnya.
Adapun protein hewani akan menyuplai asam amino yang lengkap dibandingkan dengan protein nabati. Pastikan selalu ada setidaknya 1- 2 porsi protein hewani. Jenis daging putih seperti unggas dan ikan merupakan pilihan terbaik. Jika sulit mendapatkannya, sebutir telur perhari menjadi jalan keluar yang paling baik untuk dapatkan protein berkualitas.
Baca Juga : Hidup Hampir 100 Tahun, Ini Rahasia Umur Panjang Pangeran Philip dan Ratu Elizabeth II
Protein yang menjalani proses fermentasi sangat baik untuk kesehatan saluran cerna. Tahu dan tempe lebih baik daripada kacang kedelai. Yogurt dan keju memiliki kelebihan daripada susu.
(wur)